Serentaun Kasepuhan Adat Ciptamulya Jadi Daya Tarik Wisata Selatan Sukabumi
SUKABUMI--Acara adat serentaun di Kasepuhan Adat Ciptamulya di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat kembali digelar, Ahad (28/7/2024). Upacara tersebut mampu menarik perhatian warga khususnya wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikan acara adat.
Momen ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi yang masih bisa dilakukan. Kegiatan yang digelar setiap tahun ini menyedot perhatian warga baik lokal Sukabumi maupun dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Acara adat itu diperlihatkan warga membawa hasil panen yang dibawa ke Leuit (Lumbung) Si Jimat di komplek Kasepuhan Adat Ciptamulya. Serentaun di lakukan di kasepuhan adat yang berada di selatan Sukabumi yang merupakan bagian dari Kesatuan Masyarakat Adat Banten Kidul.
Rangkaiaan kegiatan serentaun tahun ini dilakukan sejak Kamis (25/7/2024) dan mencapai puncaknya pada Ahad. Dalam acara itu digelar pementasan kesenian gondang buhun dan wayang golek. Puncaknya pada Ahad digelar upacara adat seren taun, warga membawa hasil panen untuk disimpan di lumbung padi Leuit Sijimat dan nantinya padi yang disimpan ini nantinya akan digunakan oleh warga sebagai benih untuk musim tanam berikutnya.
'' Kegiatan serentaun di kasepuhan ini untuk mensyukuri hasil menanam padi dari tahun ke tahun,’’ ujar Pimpinan Kasepuhan Adat Ciptamulya E Suhendri Wijaya atau sering disebut Abah Hendrik. Kegiatan ini sebagai upaya menjaga nilai budaya yang menjadi kearifan lokal.
Terutama dalam menanam padi baik di ladang maupun sawah. Abah Hendrik menambahkan, serentaun merupakan sarana puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena selama ini warga telah diberikan kenikmatan dan kebarokahan.
‘’ Tanah subur makmur dan menghasilkan panen yang dirasakan masyarakat,’’ ujar Abah Hendrik. Sehingga kegiatan cocok tanam berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan. Selain seren taun, ada acara lainnya sebelum puncak seren taun yakni menanam padi atau ngaseuk yang artinya padi tumbu satu minggu.
Kegiatan lainnya yakni ritual pare mapag bare beukah dan detik-detik akan panen atau padi digelar ritual mengambil padi. Terakhir puncaknya syukuran serentaun.Serentaun yang digelar di Kasepuhan Adat Cipta Mulya ini mendapatkan perhatian tidak hanya warga lokal melainkan dari luar daerah hingga luar negeri.
Mereka datang ke daerah kasepuhan Adat Ciptamulya dan menginap di rumah-rumah warga yang berada di kawasan tersebut. Salah satunya Balqisa (34) warga Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi yang datang melihat upacara adat serentaun. '' Acara adat yang menarik, sebagai rasa syukur atas hasil panen,'' ujar dia yang baru pertama kali melihat acara adat serentaun.
Ia menuturkan, acara ini dikemas cukup menarik. Misalnya acara kesenian lais yang menampilkan seorang lelaki yang bergelantungan di atas tali yang membuat berdebar-debar warga yang menontonnya.n Riga Nurul Iman