Lima Tanda Anak Tumbuh dengan Toxic Parent
BANDUNG -- Kesehatan mental menjadi pembicaraan publik. Baik masyarakat awam hingga para ahli terus menyebarkan ilmu dan kesadaran soal pentingnya kesehatan mental.
Hal ini karena setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengatasi masalah. Dilansir dari laman Huffpost, salah satu penyebabnya adalah didikan orang tua yang berpengaruh pada mental anak hingga dewasa.
Penulis buku "Daughter Detox: Recovering from an Unvolving Mother and Reclaiming Your Life", Pep Streeps menyebut toxic parent berasal dari cara menyelesaikan konflik hubungan orang tua dan anak. Dia menyusun lima tanda seorang anak hidup dengan toxic parent.
1. Manipulasi anak untuk hidup sesuai pilihannya
Sebagai orang dewasa, anak pasti menginginkan kasih dan sayang dari orang tua. Sedangkan toxic parent, mereka akan memanfaatkan anaknya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Meskipun anda mengambil keputusan yang terbaik untuk diri anda sendiri, orang tua akan membuat anda merasa bahwa keputusan yang diambil itu salah dan memberikan ancaman terhadap hubungan kalian jika tidak mengikuti permintaan" kata konselor tersertifikasi kesehatan mental, Justine Carino.
2, Orang tua membuat anak bingung dengan perasaannya
Ketika anak mencoba mengungkapkan perasaannya, baik itu rasa bahagia atau rasa sakit, maka toxic parent akan mengabaikanny dan membuat anak berpikir bahwa perasaan yang dirasakannya itu salah. Menurut Carino jika hal itu terjadi, anak akan merasa emosinya tidak divalidasi dan anak akan meragukan dirinya sendiri.
3. Anak dianggap tidak sopan jika tidak setuju
Meskipun anak sudah dewasa, segala keputusan yang anak buat tidak bernilai di mata orang tua yang toxic. Karena mereka berpikir bahwa keputusan mereka adalah segalanya dan itu yang terbaik.
4. Orang tua terus mengkritik anak
Bukan hanya perilaku dan keputusan anak yang dikritik, bahkan karakter anak juga menjadi sasaran kritik dari orang tua. Biasanya toxic parent itu menyalahkan anak dengan mengatakan terlalu bodoh, terlalu sensitif, dan lainnya.
Bukannya memberi tahu perilaku atau keputusan apa yang salah diperbuat dan cara memperbaikinya. Orang tua seperti itu membuat anak berpikir apapun yang anak lakukan itu tidak cukup baik, dan tidak sesuai dengan ekspektasi yang mereka miliki. Hal ini yang membuat anak banyak meragukan diri dan menyalahkan diri sendiri.
5. Melimpahkan masalah dan emosi pada anak
Daripada bertanggung jawab atas kesalahannya dan meminta maaf, toxic parent akan menyalahkan semua itu pada diri anak. Mereka akan melibatkan segala masalah yang ada dalam hidupnya dan menyalahkan bahwa semua masalah itu ada karena anak bagaimanapun caranya. Emosi negatif itu menjadi tanggung jawab anda padahal seharusnya tidak.
Anak tentu bisa bertahan dari toxic parent, poin penting dari Streep adalah menyadari bahwa orang yang bisa diubah hanya dari anak itu sendiri. Pertama adalah buat batasan, bagaimana batasan yang anak dan orang tua inginkan dan komunikasikan dengan orang tua.
Cara kedua adalah dengan mengetahui bahwa respon negatif dari orang tua belum tentu karena keselahan anak. Cara terakhir adalah dengan menghubungi psikolog yang bisa membantu pemulihan yang sesuai untuk anak.