ITB Buat Sabun Tanah Pembersih Najis, Pertama di Indonesia?
BANDUNG-- Di era modern ini, masyarakat muslim tak perlu kerepotan lagi mencari tanah saat membersihkan najis. Karena, Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi (PPNN) Institut Teknologi Bandung (ITB) bermitra dengan Rumah Inovasi Natura mengeluarkan produk sabun tanah anti najis bernama “Natura”.
Launching produk sabun tanah anti najis tersebut diselenggarakan di Gedung Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi ITB.
Menurut Direktur PPNN ITB, Prof Dr Heni Rachmawati, Apt M.Si, sabun pencuci najis ini dibuat untuk memudahkan pembersihan najis pada tubuh dan pakaian saat seseorang bersentuhan dengan barang najis.
Sabun ini, kata dia, mengandung kaolin, yaitu bahan tanah liat asli Indonesia dan dapat dicampurkan pada sabun untuk menyucikan najis.
Keunggulan sabun ini, kata Heni, mengandung unsur tanah berupa 20 persen kaolin yang mampu membersihkan najis, mengandung nanoemulsi Vitamin E yang berperan menutrisi dan melembapkan kulit, dirancang dengan formula aman untuk seluruh jenis kulit sehingga anti iritasi, tidak meninggalkan residu dan ramah lingkungan, dan telah tersertifikasi halal dari MUI dan berizin edar BPOM RI.
Heni mengatakan, latar belakang dibuatnya sabun ini adalah dalam rangka menjawab tantangan produk yang bisa digunakan untuk menyucikan dari najis. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim belum menghasilkan produk seperti ini yang halal dan juga tersertifikasi.
“Sebagai dosen dan juga peneliti, kami dari ITB memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan penelitian tersebut. Ini adalah hasil riset kami selama kurang lebih 6 bulan, karena perlu waktu untuk optimasi formula dan uji stabilitas,” ujar Prof Heni, Rabu (30/3).
Produk ini, kata dia, dibuat setelah hasil penelitian yang berbasis pada optimasi, pengecekan parameter, penyesuaian terhadap standar pembuatan sabun yang berlaku, diukur efektivitasnya dengan berbagai macam pengujian yang tidak murah dan mudah, misalnya uji mikroba, dan karakterisasi material.
Tantangan membuat sabun ini, kata dia, terdapat pada kandungan nanoemulsi dan partikel yang harus tersuspensi. Untuk sabun biasa mungkin lebih mudah pembuatannya, akan tetapi khusus sabun anti najis ini ada komponen nanoemulsi dari vitamin E, dan bahan-bahan lain.
"Bahan-bahan ini harus diperhatikan kompatibilitasnya dan ketersatuan komponen dalam sabunnya. Karena sabun ini memiliki PH yang tinggi maka kami buat PH yang aman untuk kulit antara 5-6.5,” katanya.
Selain itu, kata dia, sabun Natura ini juga mengandung unsur kaolin, yaitu partikel padat, seperti serbuk yang ukurannya cukup besar dalam skala mikrometer. Kaolin ini sifatnya mudah tersuspensi (mudah mengendap) dan jumlahnya cukup banyak yaitu 20 persen.
“Tantangan tersebarnya adalah menghomogenkan partikel kaolin agar tidak mengendap. Untuk membuat homogen ini perlu ada optimasi suspending agen yang juga kompatibel, aman, dan ekonomis. Jadi pencarian jenisnya menjadi tantangan, beserta konsentrasinya, dan ketahanan menyuspensi kaolin dalam jangka waktu yang lama,” paparnya.
Prof Heni menjelaskan, dari sisi harga, produk ini dibandrol sekitar Rp25 ribu untuk 100 ml-nya. Harga tersebut sangat terjangkau dan murah dengan manfaat dan fungsi yang sangat baik dalam membersihkan najis bila dibandingkan produk-produk lain yang belum tentu halal dan teruji.
Dr. Annis Catur Adi, dari PT Rumah Inovasi Natura mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan kerja sama dalam pembuatan produk ini dengan PPNN ITB. Ia berharap, semoga produk ini bisa menjadi solusi praktis untuk tetap bersuci dari najis dan memenuhi syariah.
"Ini adalah produk yang pertama, semoga kami bisa berkolaborasi untuk menghasilkan produk-produk lain yang bermanfaat," katanya.
Naturan, kata dia, sabun pencuci najis ini merupakan produk hasil dari Matching Fund PPNN ITB. Pusat Penelitian Nanoscience dan Nanoteknologi sendiri adalah salah satu pusat penelitian terbaru yang didirikan oleh ITB yang memiliki tujuan utama untuk meneliti dan mengembangkan nanosains dan teknologi untuk kemajuan bangsa.
PPNN, kata dia, hadir untuk menanggapi tantangan kompleks modern atas kemajuan teknologi di dunia dan menegaskan kembali komitmen kuat yang selalu melibatkan penelitian, pengembangan, dan aplikasi sains perbatasan dan teknologi untuk kemajuan Indonesia. Arie Lukihardianti