Gelaran Indonesia Hijab di Bandung Dinilai Jadi Pendongkrak Bangkitnya Ekonomi
BANDUNG---Fesyen menjadi salah satu dari tiga besar subsektor penopang ekonomi kreatif di Jabar bersama kuliner dan kriya. Menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, fesyen sendiri menyumbang 16,7 persen, kriya 27,1 persen, dan kuliner 26,4 persen. Sedangkan subsektor lainnya total menyumbang 29,8 persen.
Oleh karena itu, Atalia menilai bahwa Indonesia Hijab Walk (IHW) 2022 yang digelar di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, dapat menjadi salah satu upaya dalam mendongkrak kebangkitan ekonomi setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Bangkit kembali, ini menjadi hal yang sangat penting, kita beruntung dan bersyukur bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar. Termasuk juga kita mempunyai sumber daya manusia yang luar biasa, kita juga punya para desainer yang desainnya bisa mendunia," papar Atalia.
Atalia mengatakan, Indonesia sudah mengajukan diri sebagai pusat fesyen muslim dunia. Maka, katanya, upaya yang dilakukan harus penuh dengan inovasi dan kolaboratif. "Berbagai komunitas, organisasi, mari bersama-sama," katanya.
Adapun event yang digelar pada 25-27 Maret 2022 tersebut mengambil tema “Colorful Ramadhan.” Dengan semangat bangkit bersama, Atalia berharap IHW 2022 menyuntikan semangat kepada muslim Indonesia untuk beribadah di bulan suci Ramadhan dengan penuh keberkahan.
"Ramadhan adalah bulan yang kita tunggu-tunggu bersama. Jadi Colorful Ramadhan, kita berharap jadi momentum bangkitnya kita semua," kata Atalia.
"Kita akan bangkit bersama dengan diiringi keimanan, ketakwaan, dari sisi keilmuan juga, karena insyaallah akan banyak majelis taklim selama bulan Ramadhan. Disamping kita terus berupaya membangkitkan ekonomi Jabar menuju Indonesia yang Jaya," paparnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang memberikan sambutan lewat rekaman video, menyebut bahwa produk ekonomi kreatif Indonesia pada tahun lalu menembus 21 miliar dollar AS sebagian besar berasal dari subsektor fesyen.
Adapun langkah yang diupayakan pihaknya yakni melakukan pendampingan terhadap pelaku ekonomi kreatif di bidang fesyen.
"Agar produk dikembangkan dengan baik, sehingga dapat berdaya saing baik di tingkat nasional hingga internasional," katanya. Arie Lukihardianti