Kenali Brain Fog, Gangguan yang Timbul Akibat Long Covid
BANDUNG -- Tentu setiap orang merasakan kesulitan untuk fokus, mudah untuk melupakan sesuatu hingga mental turun. Gangguan tersebut dinamakan brain fog, perasaan yang muncul karena mental yang turun dengan dampak yang berbeda pada setiap orang.
Dampak brain fog pun ditemukan pada pasien yang terkena long Covid-19. Dilansir dari laman Huffpost, para peneliti mulai memahami bagaimana Covid memberikan dampak pada otak termasuk masalah pada memori, konsentrasi dan fungsi otak lainnya. Dimana brain fog muncul selama beberapa pekan hingga bulan bahkan tidak menutup kemungkinan bertahun-tahun.
1. Alasan Covid-19 beri dampak brain fog
Banyak sekali gangguan kesehatan dan infeksi yang menyebabkan brain fog. Dari mulai sel kanker yang mendapatkan kemoterapi hingga orang yang tertular flu pun bisa meraasakan brain fog.
Profesor Neurologi dan Biokimia Universitas Medical Center Georgetown, James Giordano menyebut brain fog muncul karena paparan COvid-19 dan bisa dialami hingga beberapa pekan. Giordano mengklaim arus kontrol otak menjadi yang terkena dampak langsung dari Covid-19 hingga orang mengalami brain fog.
2. Terpapar Covid-19 belum tentu merasakan brain fog
Orang yang terpapar Covid-19 belum tentu merasakan brain fog. Hal ini karena brain fog terjadi karena adanya pengaruh lain pada orang yang terpapar Covid-19. Sebut saja usia dimana orang tua akan lebih berbahaya ketika terpapar Covid-19 yang akan menyebabkan mereka merasakan brain fog.
Namun kasus tersebut tidak hanya terjadi pada orang tua saja. Giordano menyebut usia muda pun bisa saja mengalami gangguan brain fog dengan gejala dari mulai kelelahan ekstrim secara fisik dan mental hingga ingin istirahan terus menerus.
3. Cara pulihkan brain fog ketika terpapar Covid-19
Brain Fog tidak akan terus-menerus terjadi pada setiap orang. Setidaknya ada jarak selama dua tahun ketika orang kembali merasakan gangguan brain fog dalam dirinya.
Brain fog bisa dipulihkan ketika orang telah pulih dari Covid-19. Dari mulai hal kecil seperti menjaga fisik dengan berolahraga hingga konsultasikand engan dokter untuk mendapatkan rencana pemulihan yang sesuai dengan gejala yang dirasakan.
Cobalah untuk tetap produktif dengan melakukan hal kecil yang membuat otak tetap aktif seperti bermain gim, membuat catatan, hingga menulis. Secara asupan makanan, coba hindari makanan tinggi lemak dan tinggi gula serta ganti dengan makanan yang kaya akan antioksidan. Jangan lupa untuk istirahat yang cukup dan minum air agar tetap terhidrasi.