Home > Gaya Hidup

Gerakan Kita Berkebaya Hadirkan Ruang Dialog Indentitas Budaya dan Keberdayaan Perempuan

Kebaya bukan sebagai sesuatu yang kaku atau eksklusif, tapi wadah ekspresi diri dan sebagai kekuatan ekonomi yang memberdayakan
Dialog pemberdayaan perempuan lewat kebaya bersama penyanyi Andien dan Ketua Komunitas Kebaya Menari Yanti Moeljono saat acara Gerakan Kita Berkebaya, di Posco, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025). Foto: Edi Yusuf
Dialog pemberdayaan perempuan lewat kebaya bersama penyanyi Andien dan Ketua Komunitas Kebaya Menari Yanti Moeljono saat acara Gerakan Kita Berkebaya, di Posco, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025). Foto: Edi Yusuf

BANDUNG--Dalam rangka Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada 24 Juli, Bakti Budaya Djarum Foundation menginisiasi gerakan ‘Kita Berkebaya’ yang kembali mengingatkan bahwa kebaya bukan sekadar busana tradisional atau simbol nostalgia, tetapi juga wujud sikap, perlawanan, dan kebanggaan perempuan Indonesia. Gerakan pelestarian kebaya ini juga ditampilkan dalam sebuah film pendek #KitaBerkebaya yang dapat disaksikan melalui YouTube Indonesia Kaya mulai tanggal 24 Juli 2025.

Acara ini menghadirkan sesi perbincangan yang membahas pemberdayaan perempuan lewat kebaya bersama penyanyi Andien, Ketua Komunitas Kebaya Menari Yanti Moeljono dan Tara Basro. Tidak ketinggalan penampilan hiburan dari DJ Skeletale dan suara merdu Rahmania Astrini, di Posco, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025).

Dalam sambutannya, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan gerakan Kita Berkebaya mencoba menghadirkan kebaya bukan sebagai sesuatu yang kaku atau eksklusif, tapi wadah ekspresi diri.

Ratusan perempuan berkebaya berfoto saat acara Gerakan Kita Berkebaya di Posco, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025). Foto: Edi Yusuf
Ratusan perempuan berkebaya berfoto saat acara Gerakan Kita Berkebaya di Posco, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025). Foto: Edi Yusuf

Harapan kami untuk masa depan kebaya adalah agar ia bisa menjadi bagian dari identitas sehari-hari perempuan Indonesia.

"Kami ingin melihat kebaya dikenakan bukan hanya di acara formal, tapi juga dalam kehidupan yang dinamis, penuh warna, dan autentik, seperti perempuan-perempuan hebat yang mengenakannya. Kebaya bisa terus hadir dalam aktivitas sehari-hari, bukan hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang memberdayakan. Kebaya itu tidak hanya hidup, tapi juga menghidupi,” ujar Renitasari.

Dalam sesi perbincangan Berdaya Lewat Kebaya: Perempuan, Identitas, dan Inspirasi Generasi bersama, Andien dan Yanti Moeljono membahas akar budaya kebaya yang panjang dalam sejarah Nusantara. Ia hadir sebagai simbol keanggunan, martabat, dan jati diri perempuan Indonesia dari berbagai latar sosial dan daerah. Lebih dari sekadar busana, kebaya menyimpan nilai filosofis yang merepresentasikan kelembutan, keteguhan, dan peran perempuan dalam menjaga nilai-nilai budaya.

Pengunjung meihat beragam poster kebaya saat acara Gerakan Kita Berkebaya di Posco, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025). Foto: Edi Yusuf
Pengunjung meihat beragam poster kebaya saat acara Gerakan Kita Berkebaya di Posco, Kota Bandung, Sabtu (26/7/2025). Foto: Edi Yusuf

"Aku percaya setiap perempuan punya perjalanan unik dalam menemukan dirinya, dan proses itu nggak pernah instan. Justru di tengah pencarian itu, penting banget punya pegangan dan kebaya bisa jadi salah satunya. Buatku, kebaya bukan cuma tentang tradisi, tapi tentang mengenal siapa kita, dari mana kita berasal, dan apa yang ingin kita wariskan. Melalui gerakan Kita Berkebaya, kita ingin bilang bahwa mengenal budaya bukan berarti kembali ke masa lalu, tapi membawanya ke masa depan dengan versi kita sendiri. Harapanku, kebaya bisa terus hidup, bukan karena dipaksa, tapi karena dicintai,” tutur Andien.

Diskusi selanjutnya bertajuk Berdaya Lewat Kebaya: Menjadi Sosok Otentik Perempuan Berkebaya yang menghadirkan Tara Basro seorang aktris dan aktivis yang selama ini dikenal karena keberaniannya bersuara jujur tentang tubuh, identitas, dan tekanan industri hiburan. Ia berbagi soal menjadi perempuan otentik yang tetap berpegang nilai budaya ditengah spotlight. Kebaya bisa menjadi pernyataan kuat untuk menunjukkan siapa kita luar dalam.

“Buat aku, kebaya itu punya ruang tersendiri di hati, karena dia bukan sekedar baju, tapi punya cerita. Di dunia yang serba cepat dan serba instan, justru kebaya mengajarkan kita sadar sama akar kita. Anak muda sekarang tuh kreatif banget, dan menurut aku kebaya bisa banget jadi media ekspresi yang personal. Kita bisa mix and match, tapi tetap bawa nilai budaya. Jadi kebaya itu bukan soal harus tampil tradisional, tapi soal cara kita menghidupkan lagi sesuatu yang bermakna dengan cara kita sendiri. Itu yang bikin dia tetap relevan dan powerful,” ujar Tara.***

× Image