Miliki Apotek Sendiri, Ini Tujuan Unisba: Praktik Kerja Hingga Beri Layanan Kesehatan
BANDUNG----Universitas Islam Bandung (Unisba) akhirnya memiliki apotek sendiri. Yakni, berlokasi di kampus III Unisba, yang diresmikan Jalan Batik Halus Bandung, belum lama ini.
Menurut Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Dr H Edi Setiadi, SH MH, peresmian Apotek ini menandai langkah awal dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih luas. Apotek Unisba akan beroperasi dari pukul 09.00 sampai pukul 23.00 WIB.
Apotek ini merupakan pilot project satu-satunya yang diharapkan bisa berkembang dan membuka cabang di berbagai wilayah.
Berikut tujuan dibuatnya apotek Unisba
menurut Prof Edi Setiadi:
1. Penambahan fasilitas terbaru ini bertujuan untuk mendukung kelancaran jalannya program akademik di Program Studi (Prodi) Farmasi. Peningkatan fasilitas ini, menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa program akademik berjalan dengan baik.
"Prodi Farmasi di Unisba telah melengkapi fasilitas jenjang pendidikan mulai dari S1 hingga Apoteker," ujar Prof Edi,
2. Menurut Pimpinan Sarana Apotek Unisba, APT Gita Cahya Eka Darma, SFarm MSi, dengan perbekalan 1.764 item obat, apotek Unisba menjadi salah satu destinasi terpercaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Sekaligus, bisa memperkuat posisinya Unisba menyediakan perbekalan kesehatan selevel dengan Kimia Farma.
“Alhamdulillah, kami telah menjalin kerjasama dengan 17 Pedagang Besar Farmasi (PBF) utama dalam sebulan. Ini mencakup kolaborasi dengan PBF yang notabene adalah principal dari pabrik-pabrik obat ternama,” katanya.
3. Pengembangan lebih lanjut telah dirancang dengan rencana pembukaan klinik sebagai langkah selanjutnya. Selain itu, Apotek Unisba juga memberikan sarana bagi mahasiswa untuk melakukan praktek kerja. Hal ini berkenaan dengan syarat untuk membuka apotek melibatkan aspek pendidikan seperti halnya Fakultas Kedokteran.
4. Selain itu, Apotek Unisba juga menawarkan program inovatif sebagai persiapan pensiun bagi karyawan. Dengan paket pendampingan, karyawan yang akan memasuki masa pensiun dapat mempertimbangkan membuka apotek sebagai pilihan bisnis.
“Kami memberikan gambaran bahwa dengan modal 50-100 juta, seseorang dapat memulai bisnis apotek dan menjadi bagian dari industri kesehatan yang berkembang pesat,” katanya.
5. Sementara menurut Kaprodi Program Profesi Apoteker (PPA) Dr Apt Suwendar, SSi MSi, Apotek Unisba juga memiliki peran strategis dalam melatih mahasiswa program profesi apoteker untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
6. Apotek Unisba, memiliki visi untuk tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa profesi apoteker, tetapi juga memberikan pengalaman nyata di lapangan
“Mahasiswa program profesi apoteker di Unisba diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan praktek kerja di wahana pelayanan, industri distribusi, serta terlibat dalam pemahaman regulasi yang mengatur praktik kefarmasiaan,” katanya.
7. Fasilitas praktek kerja profesi apoteker di Apotek Unisba, dirancang untuk memberikan pengalaman menyeluruh kepada mahasiswa. Praktek kerja profesi apoteker di Apotek Unisba memiliki beban minimal 1.200 jam atau setara dengan 26 SKS.
Mahasiswa yang akan praktek, kata dia, akan dibagi dalam dua shift, yaitu 07.00-14.00 dan 14.00-21.00. Dengan beban 4 SKS, praktek kerja profesi apoteker di Apotek Unisba mengharuskan mahasiswa untuk bekerja selama 7-8 jam per hari.
“Alhamdulillah, kami memiliki fasilitas sendiri yang memungkinkan mahasiswa untuk melaksanakan praktek kerja profesi apoteker. Insya Allah, mulai bulan depan, Apotek Unisba akan melaksanakan praktek kerja profesi apoteker dengan dua mahasiswa setiap bulannya,” paparnya.
8. Tak hanya untuk program profesi apoteker, Apotek Unisba juga memanfaatkan apotek sebagai tempat pelaksanaan kegiatan simulasi farmasi klinis bagi mahasiswa jenjang S1. Kegiatan konseling obat-obatan juga menjadi bagian integral dari pendekatan holistik dalam pendidikan di prodi Farmasi Unisba.