Sempat Tutup, Museum Sejarah Kota Bandung Kembali Dibuka Ini Jadwal Operasionalnya
BANDUNG---Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung kembali membuka Museum Sejarah Kota Bandung Jalan Aceh. Sebelumnya, museum ini sempat ditutup akibat pandemi Covid-19.
Pembukaan kembali museum Sejarah Kota Bandung langsung diisi dengan kegiatan Ngobrol di Museum jilid 3 dengan tema “Dekolonialisasi Tinggalan Budaya” belum lama ini.
"Museum sudah kita buka kembali setelah beberapa kita tutup karena pandemi Covid-19,” ujar Sekretasi Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Nuzrul Irwan Irawan.
Berikut jam operasion Museum Sejarah Kota Bandung:
Senin 10:00-15:00 Selasa 10:00-15:00 Rabu 10:00-15:00 Kamis 10:00-15:00 Jumat 10:00-15:00 Sabtu 10:00-15:00 Minggu 10:00-15:00
Museum Kota Bandung, menawarkan konsep museum dengan gaya arsitektur tempo dulu. Area depan museum dihiasi patung tokoh perintis pendidikan kaum wanita yaitu Dewi Sartika dan tokoh pergerakan Sunda, Emma Poeradiredja. Sedangkan di area dalam, pengunjung akan menemukan 2 ruangan.
Ruangan pertama menampilkan gambar mengenai Walikota Bandung dari masa ke masa dan tokoh penting lainnya. Selain itu ada juga kumpulan cerita singkat mengenai berdirinya Kota Bandung .
Di ruangan kedua, pengunjung dapat mengetahui perkembangan kota yang dimulai dari tahun 1841 sampai saat Gedung Merdeka didirikan pada tahun 1895.
Ada juga sebuah bangunan lain yang bisa ditemukan di area belakang. Saat ini bangunan tersebut lebih sering dimanfaatkan sebagai ruang pameran.
Irwan mengatakan, acara Ngobrol di Museum sengaja digelar acara Museum Sejarah Kota Bandung bisa kembali ramai dikunjungi.
"Alhamdulillah, pengunjung sudah mulai berdatangan. Bahkan ada juga wisatawan asing yang datang ke sini," katanya.
Sementara itu, kegiatan Ngobrol di Museum jilid 3 dengan tema “Dekolonialisasi Tinggalan Budaya” menghadirkan dua pembicara yakni Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Dr Gani Ahmad Jaelani, S.S., DEA dan perancang museum, Nicolas Aji.
Acara ini cukup mendapat perhatian dari sejumlah kalangan. Salah satunya, Ken Mahasiswa S2 program studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia (UI).
“Aku dari UI. Kebetulan ke sini untuk penelitian. Bersyukur museum kembali dibuka," ujar Ken.