Disparbud Jabar Ungkap Pentingnya Sertifikasi CHSE Bagi Pelaku Usaha Pariwisata
BANDUNG---Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mendukung terselenggaranya kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan Pendaftaran Fasilitasi Pembiayaan SNI Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE).
Kegiatan fasilitasi CHSE tersebut, diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI yang melibatkan puluhan pelaku usaha pariwisata ini digelar secara hybrid di Pullman Grand Ballroom, Kota Bandung, akhir pekan ini.
Menurut Direktur Standarisasi dan Sertifikasi Usaha Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf RI, Hanifah Makarim, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kebijakan penerapan protokol CHSE sebagai pendukung tempat wisata.
Sosialisasi ini, digelar di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yaitu Candi Borobudur (Yogyakarta), Danau Toba (Sumatera Utara), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Likupang (Sulawesi Utara). Serta tiga provinsi dengan tingkat antusias tinggi pada bidang usaha pariwisata yaitu Bali, DKI Jakarta, dan Jabar.
“Bersama Badan Standardisasi Nasional (BSN), kami di Kemenparekraf RI telah menerbitkan SNI CHSE pada akhir 2021 lalu. Kenapa ini penting? Karena sebuah usaha harus memiliki standar, dan itulah yang menjadi tolok ukur," ujar Hanifah.
Hanifah mencontohkan, wisatawan yang sedang mencari tempat yang nyaman dan bersih, melihatnya tentu dari sertifikat SNI CHSE yang memenuhi standar BSN ini.
Saat ini, kata dia, kepemilikan sertifikasi SNI CHSE masih bersifat voluntary atau sukarela. Namun hal ini, tetap bersifat penting karena diperlukan untuk meningkatkan kepercayan pada pariwisata Indonesia. Serta bertujuan memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan di tempat wisata.
"Selain itu sebagai upaya mendongkrak peningkatan kunjungan wisatawan sehingga mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Sementara menurut Sekretaris Dinas Andrie Kustria Wardana, pihaknya bersyukur Jawa Barat bisa mendapatkan kuota untuk mengukur standar SNI CHSE di lingkungan pariwisata. Menurutnya, ini salah satu upaya tepat untuk memulihkan pariwisata Jawa Barat yang sempat terpuruk akibat pandemi.
“Kami dari Pemprov Jabar tentu berterima kasih dan mengapresiasi Kemenparekraf atas kesempatan yang diberikan. Mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya,” kata Andrie.
Dengan kegiatan ini, kata dia, diharapkan para peserta dapat memahami apa itu SNI CHSE dan memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya sertifikasi. Melalui program ini pula, diharapkan akan bertambah kurang lebih 800 usaha yang tersertifikasi SNI CHSE. Sehingga meningkatkan keyakinan publik bahwa Indonesia sudah memenuhi gold standard dalam hal kesehatan, kebersihan, keselamatan, serta kelestarian lingkungan di lingkungan pariwisata.