Wagub Jabar Khawatir Masyarakat Lakukan Hal Ini Saat Sensus Regsosek
BANDUNG---Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengungkap beberapa kendala yang ditemui saat tim sensus dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar melakukan sensus Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek).
Menurut Uu mengatakan, dalam melakukan sensus ke masyarakat, petugas kerap menemukan hambatan. Salah satunya, Uu khawatir masyarakat memberikan data bohong.
"Hambatan yang ditemui, masyarakat kadang takut pada petugas yang mendata ini memperlambat pendataan," ujar Uu di Gedung Sate, Selasa (18/10).
Selain itu, kata Uu, kadang masyarakat memberikan data bohong. Jadi data yang diberikan bukan yang sebenarnya karena mereka takut. Misalnya, saat ditanya penghasilan bisa diperbesar dan diperkecil.
"Saya khawatir data yang diberikan tak sesuai. Saya khawatir masyarakat tak memberikan data yang benar," katanya.
Oleh karena itu, Uu meminta pada semua masyarakat agar menerima dengan baik petugas sensus yang datang. Jadi masyarakat jangan kabur, takut dan menghilang. Hal ini dilakukan, untuk kebaikan bersama.
"Tolong berikan data yang benar jangan berbohong. Karena yang akan ditanya berbagai macam pertanyaan termasuk pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, lingkungan dan lainnya," paparnya.
Menurut Uu, data yang sekarang diambil dari masyarakat Jabar akan menjadi bahan proses keputusan pemerintah dalam bidang pembangunan. Jadi, masyarakat jangan salah memberikan data.
"Agar pemerintah tak salah mengambil keputusan berikan data yang baik. Dan kami tanggung jawab, data insya allah aman. Kan sekarang ramai data dipakai yang lain. Kami nyatakan data sensus aman," katanya.
Apalagi, kata dia, sekarang ramai pemberian bantuan sodial (Bansos) seperti BLT, kompensasi BBM dan lainnya. Sensus ini, merupakan salah satu ikhtiar pemerintah agar yang mendapatkan bantuan benar-benar yang berhak.
"Dengan sensus ini akan lebih tepat. Kami nerharap masyarakat Jabar bisa memberikan data yang baik," katanya.
Sementara mMmenurut Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Marsudijono, di Jabar Regsosek dilaksanakan serentak di 27 Kabupaten/Kota. Yakni, meliputi 627 kecamatan dan 5.957 desa. Jumlah petugas pendata yang terlibat hampir 80 ribu tepatnya sebanyak 79.864 orang, dengan target pendataan seluruh keluarga yang ada di Jawa Barat.
"Petugas pendataan akan menyensus semua penduduk di kabupaten/kota, semuanya akan dicacah," ujar Marsudijono.
Marsudijono menjelaskan, waktu sensus dilakukan dari 15 Oktober sampai 15 Desember. Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan infrastruktur, petugas, dan memberikan pelatihan, agar semua petugas bisa memasukan ke dokumen dengan baik.
"Sensus pendataan ini dilakukan dalam sebulan mencakup semua. Kalau se Jabar kan petugasnya hampir 80 ribu, nah se Indonesia lebih banyak lagi mencapai 400 ribu yang akan disebar ke setiap daerah. Ini yang paling penting," paparnya.
Semua petugas, kata dia, sudah dilatih dengan baik selama dua hari agar memberikan benar-benar bisa menyensus dengan baik. Setiap petugas, ditargetkan bisa menyensus 10 kepala keluarga (KK).
"Jadi dalam sebulan setiap petugas menyensus 250 KK. Tentunya, membutuhkan managemen sebaik mungkin," katanya.