Enam Alumni ITB Ini, Raih Penghargaan Sebagai Inovator Teknologi Kemanusiaan
BANDUNG---Enam alumni ITB meraih penghargaan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ), Rumah Amal Salman dalam kategori Inovator Teknologi Kemanusiaan. Penganugerahan tersebut diberikan pada event “Salman Techno Fest”, di area Masjid Salman ITB belum lama ini.
Para Inovator tersebut di antaranya, Syarif Hidayat, Alumni Elektro dengan inovasinya di bidang teknologi kesehatan yakni Vent-I (Ventilator Indonesia). Hasil karyanya ini release di masa pandemi Covid-19.
Saat ini, telah tersebar di seluruh Indonesia secara gratis. Sebanyak 936 unit ventilator berhasil diproduksi dan didistribusikan ke 348 rumah sakit di seluruh Indonesia atau 34 provinsi.
“Penghargaan ini semacam motivasi untuk yang lain agar bisa menghasilkan terobosan baru. Sesulit apapun, di tengah masalah sekali pun, kita punya peluang untuk bermanfaat bagi sesama,” ujar Syarif dalam siaran pers Rumah Amal, Selasa (30/8).
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Andry Widyowijatnoko, Alumni Arsitektur dengan inovasinya di bidang teknologi kebencanaan. Karyanya berupa Rumah Kayu Ferocemen (RUKAF), Comunity Shelter berbasis Reciprocal frame, Rumah Bambu Ferocemen, dan Tenda Darurat Knock Down. Karya ini, telah bermanfaat untuk daerah kebencanaan di Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 2021.
Penghargaan lainnya diberikan kepada Sandro Mihradi, Alumni Teknik Mesin dengan inovasi di bidang teknologi disabilitas berupa lutut prostetik. Lalu Parsaulian Ishaya Siregar, Alumni Teknik Fisika dengan inovasinya di bidang teknologi pertanian. Teknologi berupa Internet of Thing (IoT) Qurban Terpadu telah bermanfaat untuk pelaksanaan kurban di Rumah Amal Salman tahun ini.
Menurut Ketua Pelaksana Salman Techno Fest, Aziz, sebuah inovasi tidak dapat dilakukan sendiri. Oleh karena itu, Rumah Amal Salman juga memberikan penghargaan untuk para aktivis pengembang inovasi teknologi tepat guna. Mereka adalah Mipi Ananta Kusuma, Alumni Geodesi dan Jam'ah Halid, Alumni Biologi.
Penghargaan tersebut, kata dia, diberikan atas dedikasi para inovator dan aktivis pengembang teknologi kepada masyarakat. Sehingga sudah seharusnya mereka mendapatkan penghargaan ini, sebab selain berkarya juga memberikan inspirasi kebaikan terhadap sesama.
“Penghargaan ini jelas diberikan kepada para inovator, sebab mereka tidak hanya membuat teknologi tetapi juga sampai ikut terjun ke lapangan menghantarkan teknologi ini kepada masyarakat,” kata Aziz
Aziz yang juga merupakan Alumni Rekayasa Pertanian tahun 2015 ini mengatakan, para inovator juga memikirkan bagaimana teknologi bisa hadir lebih murah dan terjangkau kepada masyarakat. Bahkan adanya peran para pengembang inovasi bisa menghubungkan antara perguruan tinggi, lembaga sosial, dan juga pemerintah, sehingga teknologi yang tercipta ini bisa semakin terasa kebermanfaatannya.