5 Alasan Flare Dilarang di Stadion Saat Pertandingan Sepak Bola
BANDUNG -- Laga antara Persib Bandung kontra Bali United di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Ahad (12/6/2022) diwarnai dengan penyalaan flare di akhir laga. Hal ini membuat pihak otoritas melakukan evaluasi besar-besaran.
Bahkan ancaman pemindahan homebase pun dilakukan agar hal serupa tidak terjadi lagi. Apalagi di laga selanjutnya Persib akan menghadapi Persebaya Surabaya dimana pertandingan ini menjadi salah satu yang paling dinantikan.
Namun pertanyaannya, mengapa flare dilarang dari stadion? Mengapa klub harus membayar mahal sanksi sebagai tanggung jawab atas oknum yang menyalakan flare?
Tentu pelarangan ini bukan hanya soal bati saja. Berikut 5 alasan flare dilarang di stadion saat pertandingan sepak bola digelar.
1. Bukan untuk tempatnya
Flare merupakan alat bantuan untuk pelaut yang membutuhkan pertolongan jika terjadi hal membahayakan di laut. Flare dinyalakan untuk menarik perhatian orang lain yang berada di laut untuk meminta pertolongan.
2. Suhu panas dari flare
Dilansir dari laman BBC, flare dirancang untuk cepat dinyalakan dan tidak mudah padam. Flare terbuat dari bahan kimia berbahaya dimana suhu terpanasnya bisa mencapai 1600 derajat celcius, seperti titik leleh baja.
3. Bahaya kesehatan
Flare sendiri telah benda paling berbahaya oleh federasi sepak bola Inggris. Hal ini karena flare membahayakan kesehatan bukan hanya penonton tapi juga tim dan otoritas pertandingan.
Bahaya yang diakibatkan oleh flare diantaranya adalah kesulitan pernapasan karena asap yang dikeluarkan, luka bakar karena panasnya flare, serta hilangnya kemampuan melihat dan mendengar akibat suara dan cahaya yang dikeluarkan oleh flare.
4. Telah memakan korban termasuk pemain sepak bola
Tahun 1993 silam, pria bernama John Hill (67 tahun) meninggal setelah terkena flare di Cardiff. Selain itu, anak berusia 14 tahun asal Brasil meninggal dunia pada 2013 lalu di kompetisi Corinthians. Bahkan pada 2015 lalu, kiper Rusia Igor Akinfeev mendapat perawatan medis karena dilempar flare yang mengenai kepalanya ketika babak penyisihan Euro 2016 antara Montenegro kontra Russia.
5. Larangan dari Kode Disiplin PSSI
PSSI sendiri telah melarang adanya benda-benda berbahaya yang masuk ke stadion atau pertandingan sepak bola apapun. Dalam pasal 70 Kode Disiplin PSSI 2018, berisi tanggung jawab terhadap tingkah laku buruk penonton.
".... Tingkah laku buruk penonton termasuk tapi tidak terbatas pada; kekerasan kepada orang atau objek tertentu, penggunaan benda-benda yang mengandung api atau dapat mengakibatkan kebakaran (kembang api, petasan, bom asap (smoke bomb), suar (flare), dan sebagainya). ....,"
Klub tuan rumah pun bertanggung jawab atas tingkah laku buruk tersebut. Bahkan sanksi pun mengancam tim tuan rumah dari mulai denda 50 juta hingga 200 juta rupiah.