Kain Kafan Simbol Cinta Dari Sang Nenek untuk Eril
BANDUNG--Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, sudah beristirahat dengan tenang di tempat peristirahatan terakhirnya di Islamic Center Cimaung.
Setelah hampir dua pekan, hilang di Sungai Aere, Bern Swiss, Eril akhirnya kembali ke pelukan bumi pertiwi walapun hanya tinggal jasadnya.
Semua orang berduka dengan kepergiaan Eril, apalagi keluarga besar Ridwan Kamil berduka. Salah satu yang terlihat bersedih atas meninggalnya Erik adalah Nenek Eril atau ibunda Ridwan Kamil Tjutju Sukaesih.
Makci, terlihat aktif dalam berbagai kegiatan pengajian yang digelar Keluarga Ridwan Kamil di Gedung Pakuan. Untaian doa khusyu, terlihat diucapkan Makci.
Saat pemakaman, Makci pun masih memberikan dukungan pada cucunya sebagai bentuk cinta sang Nenek. Walaupun, Makci harus ditandu menggunakan kursi roda karena jalan yang terjal ke lokasi liang lahat Eril.
Saat kabar Eril ditemukan, Makci begitu menunjukkan cinta dan sayangnya pada Eril Sang Cucu. Ia, memberikan kain kafan pada Ridwan Kamil untuk membalut jasad cucunya. Kain kafan itu pun dibawa Ridwan Kamil ke Swiss dan digunakan sebagai kain terakhir yang menutupi badan Eril. Pakaian, cinta dari sang nenek.
"Saya telah menitipkan kain kafan kepada anak saya pada saat di Swiss untuk mengkafani beliau," ujar Makci di pemakaman Eril di Islamic Center Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6).
Makci mengatakan, meningalnya Eril dan begitu besarnya perhatian dan doa dari masyarakat menjadi pelajaran berharga bagi dirinya. "Alhamdulillah, pelajaran bagi saya, neneknya bahwa saya belum tentu seperti yang Eril lakukan," katanya.
Makci berharap doa dari masyarakat untuk cucunya Eril tidak putus. Makci juga mendoakan agar Ridwan Kamil bisa menjadi pemimpin yang adil di mata Allah SWT.
"Mohon doanya saja semoga kita semua belajar dari apa yang Eril lakukan dan anak saya Ridwan Kamil dijadikan pemimpin yang adil menurut Engkau ya Allah dan bukan adil menurut manusia," katanya.
Ridwan Kamil mengatakan selama 12 hari sejak Eril dinyatakan hilang hingga ditemukan dikhawatirkan membuat banyak pihak kurang berkenan.
"Kami mohon maaf selama 12 hari kurang berkenan dan tidak nyaman semata-mata kami berusaha berikhtiar dan berdoa," katanya usai pemakaman Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6).
Bagi pihaknya dalam 12 hari ini menjadi pelajaran dimana jutaan doa ini datang dari amal ibadah kebaikan yang ditabur.
"Eril pasti sangat bahagia dan pasti tenang kami orang tua sangat ikhlas tenang sukur alhamdulilah ditempat baik dan dengan cara baik dimakamkan dengan baik," katanya. Arie Lukihardianti