Peringati Hari Pancasila, Kadisdik Jabar Ingatkan Hoaks Hingga Kesopanan Netizen
BANDUNG----Dinas Pendidikan Jawa Barat menggelar upacara serentak di Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni. Salah satunya, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bandung.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi menjadi inspektur pada peringatan Hari Kelahiran Pancasila. Di depan ratusan siswa-siswi SMKN 1 Bandung, Dedi Supandi, saat ini ada sejumlah tentangan yang dihadapi siswa dan siswi untuk menjalankan praktik-praktik pembumian Pancasila pada era digitalisasi ini. Karena, banyak informasi hoaks yang sulit dibendung, juga tingkat kesopanan yang cenderung mulai terkikis.
Ancaman lainnya, kata dia, yaitu terkait intoleransi, radikalisme dan terorisme. Termasuk tingkat kesopanan netizen yang hari ini kita paling terendah di Asia Pasifik, termasuk juga adanya intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Intoleransi ini adalah orientasi negatif atau penolakan seseorang terhadap hak politik sosial seseorang," ujar Dedi.
Menurutnya, berbicara tentang masa depan bangsa Indonesia, pada 2045 mendatang, Indonesia memasuki generasi emas. Maka pada momen itu peran dari siswa maupun siswi sangat dibutuhkan. Khususnya yang duduk di sekolah menegah, kelas X, XI, XII.
"Mungkin saat bapak/ibu guru kalian masih ada dan beberapa tidak ada, dan saat umur saya sudah 70 tahun. Artinya, negara akan berada di pundak kalian, akan ada Indonesia emas," katanya.
Oleh karena itu, Dedi pun mengajak setiap kepala sekolah dan cabang dinas untuk menciptakan inovasi dalam menerapkan tagline yang dapat dilaksanakan oleh setiap siswa. Di mana tagline tersebut dapat diterapkan dengan tema yang berbeda pada setiap hari.
"Misalnya di hari Senin, kita membuat lebih kepada karakter wawasan kebangsaan, Selasa bela negara, Rabu budaya lokal, Kamis cerita soal internasional jumlah tentang agama dan termasuk bagaimana menghargai orang tua," paparnya.
Di tingkat sekolah, kata dia, pihaknya sudah menerapkan kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan radikalisme dan kurikulum Anti Korupsi.
Selain itu, juga telah membentuk sekolah sekolah toleran, yang di dalamnya diajarkan kepada siswa dan siswi agar mampu memilah berita hoaks.
"Juga mampu memilih dan memilah tentang arti keberagaman termasuk kita mendidik mereka dengan jiwa Pancasila," katanya.
Pembumian Pancasila, kata dia, pada pelajar mesti terus ditekankan. Hal ini agar terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang lebih baik.
"Kita juga menerapkan paham ini sampai ke tingkat SD dan SMP. Bahkan di tingkat SD pola pola membumikan Pancasila dibentuk dalam permainan permain nyang sifatnya tradisional," katanya.
Dedi pun mengimbau kepada seluruh peserta upacara agar jangan terbawa oleh pemahaman yang akan merusak dan menghilangkan Indonesia.
"Saya bangga terhadap kalian, karena suatu saat kalian sukses itu adalah buah karya dari bapak ibu guru. Doa kami untuk siswa kalian adalah generasi penerus. Pesan saya, jangan terbawa pemahaman-pemahaman yang akan merusak dan menghilangkan Indonesia," katanya.
Sementara menurut Kepala SMKN 1 Bandung Yani Heryani, pihaknya sangat mengapresiasi kepada Kadisdik Jabar yang sudah ikut serta memberikan nuansa yang berbeda kepada siswa-siswi SMKN 1 Bandung. Terutama, untuk memotivasi anak-anak.
Yani mengatakan, tantangan mereka ke depan sangat berat, tetapi Kadis Jabar percaya dengan proses yang ada di dalam pembelajaran ini.
Bangsa Indonesia optimis, bahwa mereka di tahun 2045 nanti itu akan menjadi generasi-generasi yang memang bisa bertanggungjawab untuk kemajuan negara
"Jadi saya senang dengan ungkapan pak Kadis Jabar, dan sangat memotivasi mereka. Saya yakin mereka akan lebih bergairah untuk belajar ketika tadi sudah disampaikan harapan-harapan dari kita srbagai orang tua dari mereka," katanya. Arie Lukihardianti