Cerita Mudik Bawa Anabul Naik Pesawat
BANDUNG -- Kini tren masyarakt membawa majikan anabul (anak bulu) atau kucing peliharaan mudik sedang tren. Salah satunya adalah yang dilakukan Willionel.
Willionel, mahasiswa Universitas Padjadjaran ini memilih untuk membawa kucing ke kampung halamannya di Kabupaten Siak. Dia memilih untuk jalur udara mengingat perjalanan ke rumahnya sulit dijangkau oleh transportasi darat.
Willi memilih untuk membawa anabulnya pulang ke kampung halaman karena tidak akan lagi dibawa ke Bandung. Dia pun menggunakan jasa pet cargo untuk membawa anabulnya pulang.
Hal yang pertama kali dilakukan Willi adalah dengan melakukan cek pada hewan. Bahkan jika perlu, lanjut Willi, anabul dibawa ke dokter hewan untuk memastikan dia aman dibawa perjalanan jauh atau tidak.
"Yang pasti kucing harus dalam keadaan sehat, kita pastikan keadaannya dulu. Lebih aman cek dulu ke dokter hewan, layak atau tidak untuk perjalanan jauh," kata Willi.
Willi memilih pet cargo yang bagus untuk mempercayakan anabulnya. Dia pun mempersiapkan dokumen yang diperlukan, tak lupa tiket pesawat dan kebersihan kucingnya. Perlu diingat bahwa tiket pesawat majikan bisa lebih mahal.
"Jangan lupa bawa makanan kucing juga, biar petugas pet cargo tidak sembarangan kasih makanan," kata Willi.
Total perjalanan anabul menuju Riau sendiri kurang lebih dua hari. Untuk menghindari stres selama perjalanan, pastikan penjemput kucing sudah tiba lebih dulu agar kucing bisa langsung dijemput setibanya di bandara.
"Ketika di rumah jangan paksa kucing untuk keluar langsung dari cargo, biar dia sendiri yang keluar. Jangan dikasih makan dan digendong dulu, biarkan anabul adaptasi dengan lingkungannya," kata Willi.
Beruntung, di rumahnya tidak ada kucing lain sehingga kucingnya tidak perlu khawatir dengan kucing lain. Mengingat kucing adalah hewan teritorial yang punya 'wilayahnya' sendiri.