Ini Jadwal Pengamatan Hilal Observatorium Bosscha ITB dan Albiruni Unisba!
BANDUNG----Sebagai institusi pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan.
Selain itu, setiap tahunnya Pengamatan Hilal Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal Ramadhan dan Syawal bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum.
Tak hanya observatorim Boscha, Universitas Islam Bandung (Unisba) pun, memiliki tempat pengamatan yang diberi nama Albiruni. Keduanya, akan melakukan pengamatan Hilal pada Ahad 1 Mei 2022. Untuk observatarium Albiruni, pengamatan hilal dilakukan mulai 15.30 WIB.
"Observatorium Bosscha akan menyelenggarakan pengamatan bulan sabit pada tanggal 1 Mei 2022 yang merupakan penanda beralihnya bulan Ramadhan ke bulan Syawal 1443 H," ujar Yatny Yulianty sebagai Narahubung Boscha, Sabtu (30/4).
Menurut Yatny, Tim Observatorium Bosscha melaksanakan pengamatan hilal di Observatorium Bosscha, Lembang pada 28 April hingga 1 Mei 2022 dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk Barat. Kegiatan pengamatan internal ini hanya dihadiri oleh staf Observatorium Bosscha, mematuhi himbauan agar tidak berkegiatan yang melibatkan banyak orang di suatu tempat selama pandemi.
Menurutnya, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi dan ketebalan sabit bulan, dan juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Syawal 1443 H. Rukyatul hilal dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah Matahari terbenam.
"Sabit yang tampak setelah Matahari terbenam ini disebut sebagai hilal," katanya.
Pengamatan, kata dia, dilakukan dengan menggunakan sebuah teleskop berukuran 106 mm berjenis refraktor yang dilengkapi detektor kamera berbasis CCD. Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan tampilan sabit bulan.
Di Indonesia, kata dia, pihak yang berwenang menentukan awal Ramadhan dan Syawal adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang itsbat.
Tugas Observatorium Bosscha, kata dia, adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang itsbat. Masyarakat dapat mengakses data dan hasil pengamatan hilal di website Observatorium Bosscha.
Menurut Wakil Rektor III, Dr Amrullah Hayatudin, SHI MAg, dengan adanya Wakil Rektor III, Dr Amrullah Hayatudin, SHI MAg, dengan adanya observatorium ini, pihaknya berharap bisa berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia. Serta, bisa dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa akademisi nasional maupun internasional.
"Ini sudah lama dicanangkan dan sudah lama direncanakan. Kami ingin punya observatorium sehingga diajukan ke yayasan dan bisa direalisasikan," ujar Amrullah Hayatudin.
Pada ramadhan 2022 ini, kata dia, observatorium Unisba bekerja sama dengan fakultas syariah dan imah noong meneropong hisab rukyah penentuan awal bulan ramadhan.
"Unisba jadi tempat satu titik pengamatan. Hasil dari rukiyah kami, lalu dilaporkan ke Kemenag," katanya.
Observatroium Unisba, kata dia, dilengkapi dome yang sudah bisa digunakan secara remote dan full otomatis. Serta, bisa dioperasikan dari jarak jauh dan berbagai daerah di Indonesia, dengan catatan terkoneksi internet antara dome dengan usernya.
Menurutnya, kubah atau dome ini dioperasikan dengan system listrik, sehingga untuk membuka atap atau daerah pengamatan dengan memutar kubah dilakukan dengan menekan tombol listrik yang ada.
"Begitu juga dengan teropong yang ada, bisa dioperasikan di tempat yang jauh dengan batuan internet," katanya.
Dengan bekal IP Address yang terpasang di Dome dan teropongnya, kata dia, maka setiap orang yang mengaksesnya dapat mengoperasikannya dengan baik.
"Karena itu, didalam dome ini dilengkapi dengan dua cctv yang terkoneksi juga dengan internet sebagai pemantau," katanya. N Arie Lukihardianti