Home > Serba Serbi

Cerita Mahasiswa Muslim Indonesia Beribadah Puasa di Inggris, Ada Tempat Shalat?

Vita mengatakan, ia menjadi salah satu mahasiswa beragama Muslim dan harus menjalankan ibadah puasa di Inggris. Ia bersyukur, akses untuk beribadah di kampusnya memiliki fasilitas yang mumpuni.
Vita Cahyarani (kerudung biru) berbagi pengalaman kuliah di Inggris di acara diskusi secara virtual
Vita Cahyarani (kerudung biru) berbagi pengalaman kuliah di Inggris di acara diskusi secara virtual

Menempuh pendidikan di luar negeri mungkin menjadi mimpi banyak pelajar Indonesia. Banyak cerita, yang bisa dibagikan bagaimana suka dan dukanya merasakan pengalaman berkuliah di luar, khususnya Inggris.

Beberapa mahasiswa Indonesia yang kini sedang menempuh pendidikan di University of Leeds Inggris pun membagikan pengalaman tersebut. Yakni, bagaimana mereka memilih tempat kuliah hingga harus menjalankan ibadah puasa jauh di negeri orang.

Mereka adalah Vita Cahyarani (MA Media & Communication), Anastasia Stephanie (MSCi Food Science), dan Corina Gunawidjaja (BA Digital Media).

Vita Cahyarani merupakan mahasiswa asal Indonesia yang kini menempuh pendidikan di jurusan MA Media & Communication University of Leeds. Sebelumnya, Vita berkuliah di Universitas Airlangga Surabaya mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.

“Sebelum berkuliah di Leeds, saya pernah bekerja selama 3-4 tahun di Indonesia, tepatnya di bidang kreatif, yakni marketing & social media agency sebagai copywriter,” cerita Vita, pada sebuah acara yang digelar secara virtual.

Vita sendiri mengambil jurusan Media & Communication. Karena merasa jurusan tersebut masih berhubungan dengan jurusannya saat kuliah S1. Alasan lainnya karena, ia berharap bisa menjadi dosen di universitas. Namun, sebelum memilih Leeds, Vita tentunya mempertimbangkan banyak hal.

“Saya melihat modul terlebih dulu, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Selain itu juga saya mencari tahu perbedaan sistem belajar antara di Indonesia dan Inggris,” katanya.

Menurutnya, pertimbangan lainnya yang membuat ia memilih University of Leeds tentu saja dari ranking kampus dan jurusannya. Sebab bisa jadi ranking kampusnya baik, tapi jurusannya tidak, begitupun sebaliknya.

"Leeds University sendiri masuk ke dalam Russell Group Universities dalam hal teaching dan research lebih unggul. Hal ini menjadi keyakinan juga bahwa lecturer yang mengajar adalah yang berpengalaman dan ahli di bidangnya,” katanya.

Vita mengatakan, ia menjadi salah satu mahasiswa beragama Muslim dan harus menjalankan ibadah puasa di Inggris. Ia bersyukur, akses untuk beribadah di kampusnya memiliki fasilitas yang mumpuni.

Di Leeds, kata dia, ada Green Room yang merupakan tempat ibadah utama yang cukup luas, bentuknya kayak mushala atau masjid yang cukup besar. Tetapi beberapa gedung juga memiliki Quite Room atau Prayers Room yang terletak di perpustakaan.

"Tak hanya untuk agama Islam saja, tapi juga untuk masing-masing tempat ibadah bagi agama berbeda. Nah, khusus untuk agama Islam atau muslim terdapat Leeds Grand Mouse yang dekat dengan kampus,” katanya.

Bisa dibilang, walaupun berada di luar negeri, Vita merasa bersyukur karena memiliki akses beribadah yang mudah dan gampang ditemui.

Berbeda dengan Vita, Anastasia Stephanie, mahasiswa jurusan MSCi Food Science asal Indonesia lainnya yang juga berkuliah di Leeds bercerita kalau dirinya sudah 5 tahun berada di Leeds. Bahkan, ia telah menganggapnya seperti rumah kedua.

“Bagi saya, jika dibandingkan dengan kota lainnya, Leeds lebih student friendly. Sangat menyenangkan menjadi mahasiswa di Leeds, karena segalanya lebih murah dari kota lain. Dan juga selama sekolah di Leeds tentunya sangat dekat dengan kota, jadi kita hanya perlu menaiki bus atau sejenisnya, bahkan bisa berjalan kaki,” paparnya.

Anastasia lalu menceritakan kenapa ia memilih berkuliah di Leeds. Ia sudah membandingkan berbagai aspek dan lagi Inggris memiliki nilai lebih karena merupakan negara yang unggul dalam hal pendidikan. Oleh karena itu lah, Anastasia memilih jurusan Food Science di University of Leeds.

Berkuliah jauh dari negeri sendiri, Anastasia merasa senang karena begitu sampai untuk pertama kalinya di Inggris, ia mendapat sambutan yang baik.

“Pengalaman menjadi siswa disini sangat berbeda dengan siswa di Indonesia. Sebab mereka sangat ramah dan juga menyambut dengan berbagai kegiatan, khususnya untuk siswa pertukaran yang banyak mendapatkan kegiatan penyambutan dan pengenalan,” katanya.

Sementara itu, Corina Gunawidjaja, mahasiswa asal Indonesia yang mengambil jurusan BA Digital Media di Leeds mengungkapkan pengalamannya ketika dipermudah dalam proses belajar.

“Lecturer di sini membantu banget, very helpful. Ibaratnya kayak pertanyaan sekecil apapun, dia akan bantu. Terus juga very friendly juga sih. Ini kaya bener-bener informal aja. Memang mereka juga punya office hour, tapi ketika kita membutuhkan bantuan dan mereka sedang available, mereka akan dengan senang hati membantu kita,” paparnya.

Berbeda dengan Vita dan Anastasia, Corina sendiri kita sudah mendapatkan tawaran pekerjaan. Oleh karena itu lah, kini dia menetap di Inggris.

“Untuk sementara sih saya akan fokus untuk bekerja, sebelum nantinya melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya,” papar Corina. Arie Lukihardianti

× Image