Hari Tari Sedunia, Rayakan Keberagaman Budaya Melalui Gerak

BANDUNG--Para penari secara bergiliran tampil saat acara ‘24 Jam Menari Non-stop’ dalam rangka memeriahkan Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 April, di Bongkeng Arts Space, Kota Bandung, Selasa (29/4/2025). Kegiatan tersebut melibatkan para seniman tari di berbagai daerah yang turut merayakan sebagai bentuk penghargaan terhadap seni tari sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Menurut Direktur Bongkeng Arts Space, Deden Bulenk, tahun ini Hari Tari Sedunia mengangkat tema ‘Abdanataka’, bergerak dan terus dan menari yang menekankan peran tari dalam membangun dialog lintas budaya dan generasi. Kegiatan digelar dengan melibatkan masyarakat sekitar dan berbaur.
“Acara ini tidak hanya melibatkan para penari profesional, tetapi juga pelajar, komunitas seni, hingga masyarakat umum yang memiliki ketertarikan terhadap seni tari. Bongkeng memulai Hari Tari Sedunia dari tanggal 28 hingga 29 April 2025. Para penari tampil selama 24 Jam nonstop, tak hanya di Bongkeng, mereka bergerak ke kelurahan, Monumen Perjuangan, Taman Cikapayang, Alun-alun Bandung, dan kembali ke Bongkeng Arts Space,” kata Deden.
Hari Tari Sedunia pertama kali diprakarsai oleh Dewan Tari Internasional (CID) UNESCO pada tahun 1982, bertepatan dengan hari kelahiran Jean-Georges Noverre, tokoh penting dalam sejarah tari modern. Sejak itu, tanggal 29 April diperingati secara global sebagai bentuk pengakuan terhadap kekuatan tari dalam menyatukan manusia lintas batas geografis, bahasa, dan budaya.
“Kami percaya bahwa setiap gerak memiliki cerita, dan setiap tarian adalah ungkapan jiwa. Melalui perayaan ini, kita diajak untuk menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali seni tari sebagai bagian dari jati diri bangsa,” ujar Deden.***(Edi Yusuf)