Mengenal Saung Angklung Katineung, Tempat Edukasi dan Produksi Angklung di Sukabumi
SUKABUMI--Angklung telah menjadi satu alat musik asli Indonesia yang telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2010 lalu. Keberadaanya menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Indonesia dan harus terus dilestarikan.
Semangat inilah yang mendasari lahirnya Saung Angklung Katineung di Kampung Pasir Pogor RT 04 RW 08, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi sejak setahun yang lalu. Saung tersebut dibangun pensiunan guru kesenian Nanang Mulyana (61 tahun).
'' Saya mendirikan Saung Angklung Katineung karena merasa perkembangan angklung di Jabar khususnya Sukabumi masih kurang,'' ujar Nanang Mulyana, Ahad (28/4/2024). Padahal, angklung resmi diakui UNESCO pada 2010 karena masuk dalam warisan budaya takbenda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Oleh karenanya kata Nanang, setelah pensiun ia memutuskan untuk membuka sanggar pelatihan angklung sekaligus produksi angklung di Kota Sukabumi. Harapannya, warga dan anak sekolah bisa lebih tahu dan paham apa namanya angklung.
Jangan sampai lanjut Nanang, masyarakat tidak mengetahui mengenai angklung. Sementara di luar negeri seperti Jepang, Korea hingga Amerika sudah mengenalnya. '' Saya punya inisiatif untuk mengembangkan kembali agar angklung terus berkembang,'' ungkap Nanang.
Alhamdulillah, saat ini Saung. Angklung Katineung telah menjadi lokasi edukasi atau belajar angklung dari berbagai kalangan. Misalnya para pelajar SMK, pondok pesantren, masyarakat sekitar, guru seni budaya dari Jakarta.
Mereka belajar angklung sekaligus melihat proses membuat angklung di Saung Angklung Katineung. '' Ke depan, doakan ada sanggar atau ada ruangan pementasan angklung,'' imbuh Nanang.
Ia berharap semoga Allah memudahkannya dalam mengembangkan angklung. Sehingga angklung bisa dilestarikan dari generasi ke generasi.n Riga Nurul Iman