Bandung Isola Performing Art Festival Tampilkan Karya Seni Korea Hingga Belanda
BANDUNG---Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui UPT Kebudayaan dibawah Koordinasi Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan, dan Sistem Informasi yang berkolaborasi dengan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) menggelar Bandung Isola Performing Art Festival (BIFAF) Intercultural Collaboration, akhir pekan lalu.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-69 UPI.
Menurut Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi UPI, Agus Rahayu, BIFAF merupakan festival tahunan yang mengusung konsep pasar seni pertunjukan menggunakan Villa Isola Park.
Festival ini memfasilitasi seluruh insan kreatif, koreografer dan produser seni untuk bertemu dengan festival director, Kurator, Vanue Presenter, Pemangku kepentingan lainya dalam sesi showcase dan pitching.
"Tahun ini, BIFAF menampilkan live performance intercultural collaboration melibatkan 9 karya dari berbagai negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan negara antarbenua seperti Jerman, Belanda dan Amerika Serikat," ujar Agus.
Selain itu, kata dia, BIFAF menghadirkan Galih Mahara selaku Curator Festival, Saian Badaruddin, selaku Chief Executive BIFAF
Agus Rahayu mengatakan, kegiatan ini melibatkan para seniman yang hadir diantaranya Rainy Light yang diinisiasi oleh Rithaudin Abdul Kadir dari Malaysia, Hominid Heart yang diinisasi oleh Ari Rudenko dari United State of America (USA), Somewhere in the Dust yang diinisasi oleh Dimar Dance Theatre/Dian Bokir Indonesia dan Martina Feiertag dari Jerman.
Selanjutnya Tambului yang diinisiasi oleh Fairul Zahid Singapura, Trekking yang diinisasi oleh Park Na Hoon Korea Selatan, GONG yang diinisasi oleh Aafkeu De Jong Belanda, GARBHA yang diinisasi oleh Yana Endrayanto dengan kolaborasi 5 negara yaitu India, Belanda, Malaysia, Korea dan Amerika Serikat, Chassing The Eagle Shadow yang diinisasi oleh Noviyanti Maulani dari Indonesia Galuh Pakuan Subang, TABLE yang diinisasi Iing Sayuti dari Indonesia,
Menurut Dekan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) UPI Yudi Sukmayadi, BIFAF menjadi sebuah wadah yang positif dimana BIFAF sebuah promosi karya seni pertunjukan inovatif terkurasi di Kota Bandung. Festival ini merupakan fasilitasi bagi para pencipta, penyaji seni dan tim pekerja kreatif untuk mementaskan karynya sehingga terjadinya kolaborasi dan transaksi dengan para direktur festival dan venue presenter tingkat nasional dan internasional.
Sementara menurut Kepala UPT Kebudayaan UPI, Ayo Sunaryo, BIFAF ini bertujuan untuk mempertemukan para pelaku kreatif, koreografer, produser karya pertunjukan dengan stakholdernya melalu showcase, menjalin jejaring dan kolaborasi, serta memberikan kontribusi pada pengembangan industry kreatif seni pertunjukan di Indonesia.
"Semoga dengan adanya BIFAF ini dapat menciptakan iklim pertunjukan yang baik bagi para penikmat seni di Indonesia dan Mancanegara," katanya.