Pemkot Bandung Intensifkan Bangun Sumur Resapan Cegah Banjir
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengintensifkan pembangunan sumur resapan dan kolam retensi untuk mencegah banjir.
Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, salah satu upaya tata kelola air hujan yakni dengan meresapkan.
"Paradigmanya sekarang kita memperbanyak resapan sehingga semakin banyak air diparkir," ujar Didi.
Didi menilai, upaya ini lebih efektif dan lebih murah dibandingkan dengan normalisasi sungai. Saat ini, Pemkot Bandung telah membuat sumur imbuhan dangkal sebanyak 5000 unit dan sumur imbuhan dalam sebanyak 30 unit. Jumlah itu akan terus bertambah di setiap ruang.
"Ini solusinya mengintensifkan serapan air dengan pembangunan resapan air. Sebenarnya sudah kita kenalkan konsep spons city atau kota serap, apapun tempatnya itu harus menjadi resapan," katanya.
Oleh karena itu, Didi juga mengimbau masyarakat untuk membuat sumur resapan sederhana di rumah masing-masing. Langkah kecil ini menjadi solusi untuk mencegah banjir.
Untuk membuat sumur resapan ini cukup di lahan ukuran kecil menggunakan bekas kaleng atau drum galonan atau bisa juga menggunakan bata.
"Kalau publik terlibat ini akan mempercepat dan memperbanyak serapan. Lebih cepat juga penanganan banjirnya," katanya.
"Kalau bisa setiap rumah bikin, kalau engga bikin lubang biopori juga membantu. Supaya air itu meresap," katanya.
Saat ini, kata dia, Pemkot Bandung juga sedang melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi banjir di beberapa titik.
Di kawasan Pagarsih, kata Didi, pangkal banjir di kawasan tersebut adalah penyempitan sungai.
"Permasalahan banjir di Pagarsih berpangkal pada penyempitan sungai Citepus di hulu sungai yang hanya tinggal 5 meter akibat adanya pengambil alihan badan sungai, badan airnya menjadi bangunan. Untuk arah ke hilir sampai kawasan kabupaten Bandung cukup aman dengan lebar 15 meter," paparnya.
Walaupun saat ini telah dibangun kolam retensi sirnaraga dan Bima namun hanya bisa menampung air 8000 meter kubik, dibandingkan dengan volume air yang mencapai 107.000 meter kubik masih ada selisih yang cukup besar.
"Maka pembangunan serapan serapan air di kawasan Pagarsih untuk membantu penyerapan air hujan sangat perlu," ujarnya.
Selain itu, kata dia, tahun ini, pihaknya telah membangun rumah pompa di Cingised, Kopo Citarip dan Rancabolang.
"Itu untuk mengurangi dampak banjir Cingised, Kopo dan daerah Gedebage. Di Sukagalih juga kita bangun terowongan air, bisa membantu menanggulangi banjir di Sukagalih," katanya.