Home > Info Terkini

Besok Tayang Perdana, Film Perempuan Pembawa Sial Karya Fajar Nugros Angkat Mitos Bahu Laweyan dari Tanah Jawa

Mitos Bahu Laweyan diangkat menjadi film layar lebar oleh Fajar Nugros dengan genre horor
Poster film Perempuan Pembawa Sial karya Fajar Nugros mengangkat mitos dari Tanah Jawa (ist/Said)
Poster film Perempuan Pembawa Sial karya Fajar Nugros mengangkat mitos dari Tanah Jawa (ist/Said)

BANDUNG - Fajar Nugros kembali menggebrak dunia perfilman Indonesia dengan membuat film horor yang mengangkat mitos bahu laweyan dari tanah Jawa dalam film Perempuan Pembawa Sial yang akan tayang besok Kamis, 18 September 2025 serentak di berbagai bioskop Indonesia.

Fajar Nugrois dalam film Perempuan Pembawa Sial ini, mengajak legenda penari Indonesia asal Yogyakarta Didik Nini Thowok untuk memperkuat salah satu karakter dalam filmnya. Karakter yang dibawakan Didik Nini Thowok menjadi poster utama dari film Perempuan pembawa Sial.

Untuk pemesanan melalui aplikasi digital yang berlaku terakhir hari ini 17 September 2024, ada free tiket untuk pembelian satu tiket. Menonton film horor Perempuan pembawa Sial selain hiburan juga menambah pengetahuan tentang mitos bahu laweyan sebuah tanda lahir yang menjadi ciri perempuan pembawa sial yang berkembang dan dipercayai di tanah Jawa

Bahu Laweyan merupakan legenda kelam dari tanah Jawa menggabungkan kisah cinta, kutukan, dan karma menjadi sebuah horor penuh misteri. Perempuan Pembawa Sial, film terbaru sutradara Fajar Nugros, yang kembali menggarap horor setelah sukses dengan Inang (2022), mengangkat mitos kuno Bahu Laweyan, sebuah kutukan mematikan yang jarang diangkat dalam perfilman Indonesia.

Asal Muasal Kutukan Bahu Laweyan

Dalam cerita rakyat Jawa, Bahu Laweyan adalah tanda lahir sebesar koin di bahu kiri seorang perempuan. Tanda ini bukan sembarang tanda, tapi simbol kutukan. Perempuan yang memilikinya akan selalu diikuti kesialan, di mana setiap laki-laki yang menikahinya akan mati dengan tragis. Konon, dengan menikah sebanyak tujuh kali akan menghilangkan kutukan itu.

DIkisahkan bahwa pada abad ke-18, Raja Keraton Hadiningrat, Pakubuwono II, murka ketika seorang perempuan pengrajin batik dari Laweyan menolak permintaannya untuk meminjamkan kuda dan tinggal di wilayah kerajaan. Sebagai balas dendam, sang raja mengutuk seluruh perempuan di Laweyan agar setiap suami mereka mati secara mengenaskan.

Sutradara Fajar Nugros mengatakan bahwa film ini mengambil inspirasi dari masa kecilnya. “Segala ketakutan yang ada dalam film ini diambil dari ketakutan-ketakutan masa kecil saya, termasuk keputusan saya mengajak Eyang Didik Nini Thowok untuk berperan dalam film ini,” jelas Fajar Nugros yang juga turut membesut film Balada Si Roy.

Mirah: Perempuan yang Dihantui Masa Lalu

Dalam Perempuan Pembawa Sial, penonton akan diajak mengikuti kisah Mirah (diperankan oleh Raihaanun), seorang perempuan yang baru menikah, namun hidupnya berubah menjadi mimpi buruk ketika sang suami mati tragis tak lama setelah mereka menikah. Warga mengusirnya, melabelinya sebagai pembawa sial, dan memusuhinya tanpa ampun.

Namun, Mirah mulai curiga bahwa semua ini bukan sekadar kebetulan. Ia yakin dirinya menjadi korban Bahu Laweyan, kutukan yang mungkin diturunkan dari masa lalu yang gelap.

Dalam perjalanannya, Mirah bertemu Bana (Morgan Oey), pemilik warung makan sederhana yang menerima dirinya tanpa rasa takut. Perlahan, cinta mulai tumbuh di antara keduanya, tapi setiap sentuhan bisa berarti kematian. Pertanyaannya, akankah cinta mereka sanggup menantang kutukan? Atau justru menjadi korban berikutnya?

“Yang menarik dari karakter ini adalah selain menarik inspirasi dari kisah rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih, adalah bagaimana misteri di balik karakter Mirah ini dikupas perlahan-lahan, seperti kita mengupas bawang,” jelas Raihaanun aktris pemenang Piala Citra sebanyak dua kali.

Horor dengan Akar Budaya

Fajar Nugros menghadirkan film yang memadukan atmosfer mencekam, drama emosional, dan filosofi karma dalam satu kemasan sinematik yang memikat. Visual yang memukau dan narasi yang berlapis membuat film ini tidak hanya menakutkan, tetapi juga meninggalkan jejak di hati penonton. Pembuatan ceritanya pun berdasarkan riset timnya.

Menambah aura mistis lokal dalam film, sutradara Fajar Nugros juga mengajak penari tradisional legendaris Didik Nini Thowok yang berpersan sebagai dukun manten, Mbah Warso, di film ini. Sang maestro tari yang berpengalaman di dunia nyata sebagai dukun manten tersebut mengungkapkan keterjutannya terhadap tema film ini.

“Jadi dulu salah satu teman saya juga pernah terkena kutukan Bahu Laweyan ini, dan saat itu harus menggunakan berbagai ritual dan mantra untuk melepasnya. Jadi saya kaget juga saat dengar kutukan ini akan difilmkan, karena ini nyata dan bukan cuma mitos,” kata Didik menjelaskan keterkejutannya.

Pada gala premiere 10 September lalu, Perempuan Pembawa Sial telah berhasil menuai berbagai pujian dari para penonton yang menyaksikan kengerian comeback horror dari Fajar Nugros ini.

“Takut banget, dari awal udah nggak dikasih nafas,” ujar Amanda Rawles.

Sementara itu, aktor Derby Romero turut memuji dinamika kisah Bawang Putih dan Bawang Merah yang dibawa dalam film ini, “persoalan dua kakak beradik ini juga menurut gue sangat menarik.”

Jangan lewatkan tayang perdananya film Perempuan Pembawa Sial di layar lebar seluruh Indonesia mulai 18 September 2025. Jangan lewatkan promo Buy One Get One Free (BOGOF) untuk Advanced Ticket Sales yang dapat dibeli melalui aplikasi TIX ID, M-Tix, CGV, dan Cinepolis sampai tanggal 17 September untuk penayangan hari pertama.

Ajak pasangan dan saudara atau sahabat untuk menontonnya dan dapatkan promo gratis tiket di penayangan hari pertamanya.***(Said)

× Image