Bandung Art Month, Pamerkan Karya Puluhan Seniman Bertema Angkat

BANDUNG--Event Bandung Art Month (BAM), kembali digelar setelah berlangsung sebanyak delapan kali. Namun, penyelanggaraannya pada tahun ini, cukup spesial karena dimaknai sebagai titik perjalanan yang penting.
Menurut GM Grey Art Gallery,
Angga A Atmadilaga, pada pameran kali ini, GREY Art Gallery & BDGConnex dengan bangga menghadirkan empat seniman yang telah memainkan peran penting dalam perkembangan seni rupa kontemporer di Bandung. Yakni, Asmudjo J. Irianto, Actmove, Herry Dim, dan REEXP.
"Sebagai bagian dari program "Panggilan" yang ditujukan untuk seniman muda Bandung, kami menerima sebanyak 95 pengajuan karya (submission), dengan total 95 karya yang masuk," ujar Angga kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Setelah melalui proses kurasi dan seleksi, kata dia, terpilih 31 seniman dengan total 31 karya yang akan dipamerkan dalam pameran ANGKAT 2025.
Adapun nama-nama seniman muda terpilih adalah Auditama Nugraha, Dr. Joni, Fafagirlsy, Calysta Ayu, Fahmi Mursyid, Faisal Al-Zaki, Farhanah Arifah, Fatih Jagad Raya, Fisel, Galih Hermawan, Hikmatyar, Ivan Daniel, Jibo, Joshua Liem, Khai, Kulin, Muhabdul.w, Namira Siti Sarah, Nur Z Izzah, Rahma Zahara Kamal, Rania Slb, Ravaldo Akeudhia, Reigi Rippana, Rhaka, Sadira Auliyannisa, Siti F. Satir, Irfam Azhari, Ulfi Audria, Viola Armendita, Washfa, dan Yamba Kanaka.
"Sebagai bagian dari refleksi historis dan dialog lintas generasi, kami juga mengundang 10 seniman senior yang telah memberikan kontribusi penting bagi perkembangan seni rupa kontemporer di Bandung untuk menyampaikan "Statement Seni" mereka," paparnya.
Menurut Anton Susanto dari BDG Connex, pada 2027 nanti, BAM akan menjadi
tonggak peristiwa seni yang istimewa bagi para seniman, para pelaku dan medan sosial
seni, maupun masyarakat seni di Bandung. Terutama, dalam mengenal dan memahami secara lebih dalam serta akrab pengalaman berinteraksi, bekerja-sama, selama satu dekade.
Anton menjelaskan, tema ‘Angkat’ bagi momen BAM tahun ini adalah sebuah ‘pengingat,’ . Tepatnya, sebuah undangan untuk mempersiapan diri dalam rangka mewujudkan perayaan satu dekade
perubahan medan sosial seni di Bandung, skema seni Bandung, maupun ‘cara Bandung’ untuk mewujudkan kemajuan seni rupa Indonesia.
"Jangka waktu dua tahun, dari saat kini, dianggap sebagai masa persiapan bagi kegiatan pameran, diskusi, interaksi, dan kolaborasi seni yang lebih apik dan epik," ujar Anto.
Menurutnya, tema ‘Angkat’ adalah wujud undangan kreatif serta inklusif bagi siapapun yang telah, sedang, dan akan terus menumbuhkan cita-cita kemajuan seni di Bandung.
Dalam kegiatan pameran yang menjadi momen inagurasi BAM 8th, kata dia, tema ‘Angkat’ menjadi bacaan dan rapalan penuh makna, mengandung gagasan maupun harapan tentang keberlangsung serta kebersamaan dalam kemajuan seni di Bandung.
Pameran ini, kata dia, melibatkan partisipasi para seniman yang berasal dari generasi yang berbeda-beda, menghadirkan presentasi keberbedaan sudut pandang pemahaman dan tindakan seni yang tidak sama namun tetap bersama.
Presentasi pameran ‘Angkat’, kata dia, tidak hanya bermaksud menunjukkan semangat interaksi dan transmisi pengetahuan maupun pengalaman seni antar generasi, tetapi juga
menjadi momen transformasi pengetahuan dan pengalaman seni di Bandung, atau a’la Bandung.
Tema ‘Angkat’ bermaksud terus menggerakkan sekaligus mengubah keadaan dan posisi seni Bandung. "Karena hanya para seniman, pelaku di medan sosial seni,
maupun masyarakat seni di Bandung lah yang memahaminya dan menyadari secara ‘pasti’: ‘Hendak pergi kemana?’ serta ‘Hendak menjadi bagaimana keadaanya nanti?," paparnya.