Ratusan Siswa di Jabar Ikuti Seminar Anti Bullying, Hadirkan Narsum dari Empat Negara
BANDUNG--Empati menjadi faktor yang memegang peranan penting dalam kehidupan sosial. Karena tanpa empati, berpotensi terjadi hal yang kurang menyenangkan seperti bullying atau pun "hate comment".
Banyaknya masalah yang terjadi di kalangan remaja saat ini, disinyalir karena kurangnya empati.
Oleh karena itu ODM SMP Unggulan Darul Hikam menggelar kegiatan SEA-SI (South East Asia-Scholar Inspiratia) secara hybrid online dan offline di Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Disdik Jabar, Jalan Dr Rajiman, Kota Bandung. Seminar di hadiri oleh 116 peserta dari 27 sekolah di Jawa Barat.
Kegiatan seminar skala Asia tenggara itu pun, menghadirkan nara sumber perwakilan sekolah dari empat negara di Asia Tenggara. Yakni, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Menurut Kepala Sekolah SMP Unggulan Darul Hikam Yudianto, tema kegiatan seminar kali ini soal empati. Tema seminar ditentukan oleh para siswa, mereka memutuskan mengambil tema ini karena hingga saat ini banyak terjadi kejadian bullying dan semacamnya yang merugikan.
"Dan hal itu terjadi karena kurangnya empati," ujar Yudianto, kepada wartawan, Kamis (24/10/2024).
Tujuan acara itu, menurut Yudianto, mengajak seluruh remaja dibelahan dunia lain membahas mengenai tema yang sering jadi permasalahan tersebut.
"Dengan membahas masalah empati, nantinya bisa berkembang mencari solusi bersama untuk memecahkkan masalah yang ada," katanya.
Yudianto mengatakan, empati harus dikembangkan untuk meningkatkan kepedulian, salah satunya dengan tidak merendahkan orang lain.
Sementara itu menurut Ketua Pelaksana Ghaida Tsaqif yang juga siswa kelas 9 SMP Unggulan Darul Hikam, dengan empati banyak konflik remaja yang terjadi belakangan ini bisa diselesaikan atau bahkan dicegah sama sekali.
"Masalah bullying atau perundungan ngga akan terjadi kalau ada empati, karena ada respect sesama siswa. Masalah lain seperti siber bullying dan hate comment pun bisa dicegah atau setidaknya diminimalisir," paparnya.
Setelah mengikuti seminar itu, diharapkan sebanyak 116 peserta dari 27 sekolah di Jawa Barat bisa menerapkannya di lingkungan sekolah.
"Kegiatan ini berpengaruh sekali pada perlakuan anak di sekolah dan di lingkungannya. Sekolah dengan lingkungan positif, ramah anak, anti bullying, dan minim konflik, bisa segera terwujud kalau setiap individu di lingkungan sekolah bisa saling menghargai satu sama lain," kata Ghaida.