Kirab Budaya Ngarak Cai dan Kendaraan Hias Meriahkan Hari Jadi Kota Cimahi ke 23 Tahun
CIMAHI--Dinas Kebudayaan Pariwista kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) bersama Dinas Perhubungan Kota Cimahi, menggelar Kirab Budaya Ngarak Cai dan Kendaraan Hias dalam rangka peringatan 23 tahun hari jadi Kota Cimahi yang melibatkan berbagai unsur masyarakat, Sabtu (22/6/2024). Kirab dimulai dari Alun-Alun sampai dengan lapangan Rajawali Jalan Gotot Subroto, Kota Cimahi.
Kepala Disbudparpora Kota Cimahi, Achmad Nuryana mengatakan, kirab budaya dan kendaraaan hias ini merupakan rangkai peringatan hari jadi Kota Cimahi dengan tajug ‘Kariaan Milangkala 23 Tahun Kota Cimahi Camperenik’.
“Kegiatan ini melibatkan sekitar 500 orang pelaku budaya Kota Cimahi. Kami diusung bukan sekadar seremonial atau ungkapan kegembiraan saja, tapi sebagai upaya bersama dalam pemajuan kebudayaan dan pengembangan pariwisata,” ujarnya dalam keterangan pada pers, Sabtu (22/6/2024).
Menurutrnya, kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan kemajuan kebuadayaan, menciptakan kekhasan budaya, mengembangkan pariwisata berbasis budaya lokal dan mandorong ekonomi kreatif dalam upaya meningkatkan kesejateraan pelaku budaya, dan masyarakat Kota Cimahi.
Sementara itu, Hermana HMT, pelaku budaya dan Pembina Dewan Kebudayaan Kota Cimahi menyatakan bahwa Kirab Budaya Ngarak Cai diinisiasi pertama kali tahun 2014. Pada tahun 2024 merupakan kegiatan kali ke 7. Sedangkan kirab kendaraan hias yang diinisiasi Dinas Perhubungan Kota Cimahi baru pertama dilakukan pada tahun 2024.
“Kirab Budaya Ngarak Cai Kota Cimahi adalah ekspresi budaya dalam upaya perlestarian air dan lingkungan hidup. Sebuah ungkapan rasa syukur pada penguasa alam semesta yang telah memberi kesuburan pada tanah dan berkecukupan air. Di dalamnya mengandung filsofi betapa penting persatuan dan kesatuan dalam menjaga tanah, air dan budaya bangsa,” ungkapnya.
Lanjut Hermana, kegiatan Kirab Budaya Ngarak Cai diawali dengan ziarah air. Yakni melakukan bersih-bersih wilayah, sumber mata air, selokan, sungai dan penanaman pohon yang dilakukan masyarakat, sebelum kirab dilakuan.
“Semua elemen baik pemerintahan, pelaku budaya dan masyarakat semua terlibat secara langsung. Sesudah melakukan bersih-bersih, hari berikutnya mereka diwajibakan membawa air bersih dari wilayahnya masing-masing dan diarak bersama menuju satu tempat dengan diiringi beragam seni dalam bentuk kirab budaya,” tandasnya.
Diharapkan Kirab Budaya Ngarak Cai menjadi media komunikasi atau ajang silaturahmi antar masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyatukan pikiran dan rasa. Multi efek dari kegiatan ini diharapkan dapat merangsang kreatifitas, tingkatkan produktifitas, kunjungan wisata dan kembangkan ekonomi kreatif
“Namun lebih penting daripada itu adalah lahirnya kesadaran seluruh elemen masyarakat betapa pentingnya memulayakan air, kerena air adalah sumber kehidupan. Maka menjadi penting pula menjaga kebersihan air dan lingkungannya dari berbagai pencemaran,” pungkasnya.***(Edi Yusuf)