Siswa SMP Islam di Bandung Ini Rela Sisihkan Uang Jajan untuk Beli Hewan Kurban
BANDUNG---Berkurban, menjadi salah satu ibadah yang rutin dilakukan oleh masyarakat muslim yang mampu secara ekonomi. Namun, siswa SMP islam di Kota Bandung, yaitu Darul Hikam (DH) meskipun belum berpenghasilan tapi sudah bisa membeli 2 ekor sapi dan satu ekor kambing untuk dijadikan hewan kurban pada Idul Adha 2024.
Para siswa/siswi tersebut, rela menyisihkan uang jajan mereka agar bisa berinfak kurban. Uang tersebut, dikumpulkan selama beberapa bulan.
Menurut Ketua Pelaksana Kurban SMP DH, Ryan Alfian, dana kurban tersebut berasal dari infak kurban yang setiap hari dikoordinir oleh tim Dinamika Remaja Islam (DRI) dengan mengedarkan kencleng, satu bulan sebelumnya.
"Kami punya waktu satu bulan dimanfaatkan, tahun ini mencapai Rp 61 juta, tahun kemarin Rp 48 juta. Jadi minimal target uang yan terkumpul sama dengan tahun kemarin. Setiap hari ngadain kencleng agar dana yang terkumpul bisa maksimal.Selain itu ada orang tua yang menitipkan jadi totalnya 61 juta," ujar Ryan, Selasa(18/6/2024).
Ryan menargetkan bisa membagikan 450 bungkus daging kurban untuk warga sekitar RW 7 dan RW 9. Serta, semua warga yang ada di lingkungan DH. "Anak-anak ikut belajar menyembelih sampai proses pendistribusian. Semua offline, kelas 7 dan 8 ikut pendidikan hewan kurban dari mulai nyembelih hingga pendistribusian melibatkan anak anak," katanya.
Sementara menurut Ketua Dinamika Remaja Islam, Prayascitta Sakti Atma Esa, bekurban sudah menjadi program SMP DH. Yakni, dengan mengumpulkan infak yang akan dibelikan hewan kurban. Infak tersebut, punya targetan rata-rata satu kambing. "Jadi, ada kelas yang sudah ditentukan nominalnya, tapi ada yang bebas," katanya.
Setiap hari, kata dia, sebelum jadwal pelajaran, sekitar jam 6.45 sampai jam 7.00 pagi setiap crew berkeliling kelas untuk mengumpulkaninfak khusus kurban.
Menurut Kepala Sekolah SMP Darul Hikam, Yudianto, yang paling penting dari program ini adalah kepedulian. Serta, rasa tanggung jawab sebagai orang muslim dan amanah. Misalnya uang jajan harus bisa diatur sejak dini, untuk disisihkan sebagai infak atau kurban.
"Kalau di lingkungan sekolah sebagai bagian kepedulian menyisihkan uagnya untuk infak kurban, ini bagian kepedulian juga untuk bisa berkurban di sekolah," paparnya.
Secara sosial, kata dia, mengajarkan juga bagaimana mensyukuri nikmat Allah. Karena, dengan berkurban bisa jadi salah satu cara untuk berbagi. Selain mengumpulkan infak, mereka pun belajar menyembelih sesuai syariah hingga melibatkan mereka sampai pendistribusian sebagai bentuk kepedulian.
"Setiap petugas digabung dariberbagai kelas, jadi ada nya kerjasama termasuk belajar mengeluarkan rezekinya dan belajar memilih porsi berbagi yang lebih besar," katanya.
Namun, kata dia, yang paling penting adalah memberikan pemahaman esensi kurban bukan hanya sekedar memotong daging, tapi meningkatkan syukur pada Allah dan meningkatkan kepedulian. Karena kalau mereka tidak memiliki kepedulian seperti hidup sendiri didunia.
"Dengan berkurban mereka belajar ikhlas, bisa melihat dan merasakan langsung kepedulian itu apa. Serta konsep berkurban harus diketahui, termasuk di lapangan harus jelas diberikanmemang pada orang yang jarang makan daging," paparnya.