Home > Umum

Puluhan Guru Ngaji Hingga Dhuafa Ikuti Operasi Katarak Gratis

Operasi katarak gratis untuk membantupara penyintas katarak agar bisa kembali hari-hari lebih produktif.
Operasi katarak gratis
Operasi katarak gratis

BANDUNG---Sebanyak 48 pasien penyintas katarak, termasuk di dalamnya guru ngaji dan dhuafa telah menjalankan operasi setelah sebelumnya melakukan tahap skrining pada hari Selasa (30/1/24) yang lalu.

Operasi katarak tersebut, digelar oleh Wakaf Salman Bersama RSUD Taman Sari Jakarta dan Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) DKI Jakarta secara gratis, yang berlangsung di Ruang Operasi, RSUD Taman Sari Jakarta, akhir pekan lalu.

“Alhamdulillah, proses operasi berjalan lancar, menggunakan 4 meja operasi untuk tindakan phacoemulsifikasi. Lama operasi per mata hanya 15 menit, dan dalam 2-7 hari pemulihan,

pasien sudah akan sembuh optimal” ujar dr Agus Ariyanto Haryono MARS, selaku Direktur RSUD Taman Sari dalam siaran persnya, Senin (5/2/2024).

Hal yang sama disampaikan juga oleh dr Faraby Martha, Sp.M (K), selaku Pengurus Perdami DKI Jakarta. Faraby berharap, pada tahap pascaoperasi H+1 sampai H+7 nanti, penglihatan pasien sudah membaik.

Sementara itu, Bayu Rian Ardiyansyah selaku General Manager Wakaf Salman mengatakan bahwa program tersebut adalah salah satu ‘dampak nyata’ yang diberikan oleh Wakaf Salman, RSUD Taman Sari Jakarta, dan Perdami DKI Jakarta untuk membantu

para penyintas katarak agar bisa kembali hari-hari lebih produktif.

“Program ini dapat terlaksana berkat dukungan berbagai pihak khususnya para donatur, juga para mitra " papar Bayu

Bagi para pasien, program operasi katarak gratis ini merupakan sebuah motivasi tersendiri untuk mereka agar dapat produktif dan beraktivitas kembali. Seperti halnya Warti Puspiah

(67), yang berasal dari daerah Cengkareng. Sebelum mendapatkan tindakan terkait penyakit kataraknya, ia mengaku bahwa penglihatan sehari-harinya terganggu, terlebih ketika hendak membaca Quran.

“Kegiatan saya sehari-hari itu ke Majelis Taklim. Tapi ketika mendapatkan gejala (katarak)

ini, untuk membaca pun sulit. Diperlukan lampu senter agar saya bisa membaca lebih jelas," kata Warti.

Warti mengatakan, gejala penyakit mata katarak yang dideritanya ini sudah dialaminya bertahun-tahun.

“Dulu sempat hendak dioperasi, namun takut. Tapi ketika sekarang saya mendengar bahwa teknik operasi yang dilakukannya adalah teknik modern, yang 15-25 menit beres, maka atas izin Allah saya memberanikan diri," kata Warti.

Warti berharap, pasca proses pemulihan dari operasi ini, untuk bisa memanfaatkan anugerah yang diberikan Allah di sisa usianya. Khususnya mengisi waktu untuk mengaji.

× Image